
Tanya :
Ustadz yang harus mandi itu kalau keluar mani atau madzi? Seperti apa
bedanya antara mani dan madzi itu? (0274-74xxxxx)
Jawab :
Yang mengharuskan mandi itu adalah jika keluar mani, bukan madzi, baik mani
itu keluar karena bersenggama (jima’), mimpi, maupun onani (istimna`).
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya
air itu adalah dari air.” (innama al-maa`u min al-maa`i) (HR Muslim)
(Taqiyuddin al-Husaini, Kifayatul Akhyar, I/37). Maksud hadits tersebut,
sesungguhnya mandi itu adalah karena keluarnya mani.
Jika yang keluar
adalah madzi, cukup dibasuh, tidak wajib mandi. Namun keluarnya madzi
membatalkan wudhu. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA,”Aku adalah
seorang laki-laki yang sering mengeluarkan madzi, tapi aku malu bertanya kepada
Rasulullah SAW karena kedudukan puteri beliau [sebagai isteriku]. Maka aku
memerintahkan Miqdad bin Al-Aswad al-Kindi untuk bertanya kepada Rasulullah
SAW. Maka berkatalah Rasulullah SAW,”[Hendaklah dia] membasuh zakarnya dan
berwudhu.” (HR Bukhari dan Muslim) (Taqiyuddin al-Husaini, Kifayatul
Akhyar, I/32).
Mani beda dengan madzi. Kalau madzi,
adalah cairan yang keluar karena rangsangan seksual. Sedangkan mani adalah
cairan yang mempunyai 3 (tiga) ciri khas yang membedakannya dengan madzi (dan
juga wadi). Pertama, mempunyai bau yang khas yang agak kuat. Jika sudah
kering baunya seperti telur. Kedua, keluar dengan cara terpancar, dengan
beberapa kali pancaran/hentakan. Ketiga, keluarnya disertai dengan rasa
nikmat, yang diikuti dengan redanya syahwat. Jika salah satu dari tiga ciri ini
terwujud, tidak harus ketiga-tiganya, sudah cukup suatu cairan disebut mani.
(Taqiyuddin al-Husaini, Kifayatul Akhyar, I/37).
Sedangkan wadi, adalah cairan yang
keluar pada saat kencing. Wadi membatalkan wudhu sebagaimana madzi. Madzi dan
wadi adalah najis, sedangkan mani suci. (Lihat Syaikh Ali ar-Raghib, Ahkamush
Shalat, Bab Mandi Besar (al-ghuslu) dan bab Macam-Macam Najis (al-najasat).
Wallahu a’lam.[ ]
Yogyakarta, 13 Nopember 2006Oleh : Muhammad Shiddiq al-Jawi
0 Response to "ANTARA MANI DAN MADZI"
Post a Comment